Saban tahun, tiap jelang Idul Fitri maupun Ramadan selalu saja muncul “ustad dadakan”. Bak suhu yang paling ngerti agama, mereka menyalahkan kelompok yang tidak sepaham. Baginya, kebenaran mutlak adalah versinya.
Tidak hanya di dunia nyata, di dunia maya malah lebih heboh. Sampai-sampai ada seorang tokoh organisasi terbesar di negeri Wakanda menyerukan pemerintah melarang penggunaan sarana dan prasarana plat merah bagi kelompok yang lebih dulu melaksanakan Salat Id. Bah, arogan benar.
Padahal akun yang kerap dipanggil GUS kerap mengkampanyekan toleransi. Mungkin karena keseringan jualan radikal-radikul, otaknya sedikit keseleo. Jadi, perlu sedikit diluruskan.
Jika mereka paham, metode penentuan 1 Syawal maupun 1 Ramadan sesungguhnya tak perlu dipolemikkan. Kiai Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Baha menyatakan metode rukyat maupun hisab dibenarkan dalam Islam dan sama-sama punya dalil. Sebenarnya, tanpa sadar kita sudah menerapkan metode hisab dalam penentuan salat. Alangkah repotnya, bila tiap menentukan waktu salat terlebih dahulu harus dilakukan sidang isbat.
Secara geografis, wilayah Negeri Wakanda beda t kita tak boleh menafikkan metode rukyat. Dalilnya jelas. Rasulullah bersabda “Berpuasalah kalian jika melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya. Bila penglihatan kalian tertutup mendung maka sempurnakanlah bilangan (bulan Sya’ban) menjadi tiga puluh hari”. Intinya, Tuhan menyuruh kita untuk berpikir. Silahkan pilih mana yang paling ideal menurut masing-masing individu. Kebenaran hanya milik Allah SWT..
Kendari 20042023